Tanda Seru!

Puan Maharani dan Sufmi Dasco Ahmad Diminta NIC Tindak Anak Buahnya

×

Puan Maharani dan Sufmi Dasco Ahmad Diminta NIC Tindak Anak Buahnya

Sebarkan artikel ini
Ketua DPR RI Puan Maharani dan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.
Ketua DPR RI Puan Maharani dan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. (Ist).

Nemukabar.com – Abdullah Kelrey, Founder Nusa Ina Connection (NIC), menyoroti ucapan kontroversial Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni yang menyebut seruan bubarkan DPR sebagai “orang tolol sedunia”. Menurutnya, pernyataan tersebut mencoreng wibawa DPR dan memicu kegaduhan publik.

Abdullah menegaskan, pimpinan DPR RI tak bisa tinggal diam. Ia mendesak Ketua DPR RI Puan Maharani dan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad untuk memberi arahan tegas.

“Saya minta Puan Maharani dan Sufmi Dasco Ahmad tidak hanya menasihati, tetapi juga memberikan peringatan keras. Kalau anggota DPR asal bicara, rakyat akan semakin kehilangan kepercayaan. Pimpinan harus bertindak cepat agar citra DPR tidak makin jatuh,” tegas Kelrey

Ia menambahkan, ucapan Sahroni seharusnya menjadi momentum bagi pimpinan DPR untuk menunjukkan ketegasan dalam menjaga kehormatan lembaga.

Sebelumnya, Ahmad Sahroni menuai kritik luas setelah menyebut pihak yang menyerukan pembubaran DPR sebagai “orang tolol sedunia” saat kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22//2025).

Meski telah melakukan klarifikasi bahwa yang ia maksud adalah logika berpikir bukan rakyat, ucapannya tetap menuai kecaman publik. Pengamat politik Ray Rangkuti bahkan menilai ucapan itu bisa dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) sebagai pelanggaran kode ETIK.

Terakhir, Abdullah Kelrey secara khusus mengingatkan Ketua DPR RI dan Wakil Ketua DPR RI agar tidak mengabaikan masalah ini.

Untuk Puan Maharani, ia meminta agar lebih aktif mengendalikan anggota fraksi, demi menjaga marwah parlemen.

Untuk Sufmi Dasco Ahmad, ia mendesak agar segera menertibkan jajaran yang kerap mengeluarkan pernyataan sensitif di ruang publik.

“Puan dan Dasco punya tanggung jawab moral dan politik. Jangan sampai DPR kehilangan kehormatan hanya karena satu dua orang bicara sembarangan. Teguran keras harus diberikan, agar anggota lain juga belajar menjaga sikap,” tandas Abdullah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *