NEMUKABAR.COM – Sebuah video yang menampilkan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana tengah bermain golf mendadak viral di media sosial. Video tersebut memicu perdebatan publik, terutama karena beredar di tengah situasi bencana alam yang masih melanda sejumlah wilayah di Sumatera.
Reaksi warganet pun beragam. Sebagian mempertanyakan sensitivitas pejabat publik yang terlihat melakukan aktivitas olahraga di saat sebagian masyarakat tengah menghadapi dampak bencana. Isu empati dan tanggung jawab moral pejabat negara menjadi sorotan utama.
Menanggapi polemik tersebut, Dadan Hindayana akhirnya memberikan klarifikasi. Ia membenarkan bahwa video tersebut memang menampilkan dirinya, namun menegaskan bahwa kegiatan itu bukan aktivitas pribadi tanpa konteks.
Menurut Dadan, video tersebut diambil pada Minggu, 14 Desember 2025, saat dirinya menghadiri turnamen rutin akhir tahun Persatuan Golf Alumni (PGA) Institut Pertanian Bogor (IPB). Kegiatan tersebut telah dijadwalkan jauh hari sebelumnya sebagai agenda tahunan alumni.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari program silaturahmi alumni IPB,” ujar Dadan dalam keterangannya, dikutip Nemukabar.com, Jumat (19/12/2025).
Lebih lanjut, Dadan menjelaskan bahwa turnamen golf tersebut tidak hanya bersifat olahraga, tetapi juga memiliki misi sosial. Pada tahun 2025, kegiatan itu dimanfaatkan sebagai ajang penggalangan dana untuk beasiswa pendidikan serta bantuan bagi korban bencana di Sumatera.
Dana yang terkumpul, kata Dadan, telah dialokasikan untuk kegiatan kemanusiaan tersebut. Konteks inilah yang menurutnya tidak terlihat dalam potongan video singkat yang beredar luas di media sosial.
Dadan juga menegaskan bahwa kehadirannya dalam acara tersebut bukan dalam kapasitasnya sebagai Kepala BGN, melainkan sebagai Ketua Dewan Pembina Persatuan Golf Alumni IPB. Posisi tersebut mengharuskannya memberikan dukungan langsung terhadap kegiatan alumni yang memiliki dampak sosial.
Meski klarifikasi telah disampaikan, perdebatan publik tetap berlangsung. Sebagian warganet masih menilai bahwa pejabat publik idealnya lebih berhati-hati dalam menampilkan aktivitas pribadi di ruang publik digital, terutama di tengah situasi krisis.
Namun, tidak sedikit pula yang mulai memahami konteks kegiatan setelah penjelasan disampaikan secara terbuka, serta mengingatkan pentingnya menilai suatu peristiwa berdasarkan informasi yang utuh.
