Dunia

Prancis Siap Akui Negara Palestina di PBB, Macron Ambil Langkah Berani di Tengah Agresi Gaza

×

Prancis Siap Akui Negara Palestina di PBB, Macron Ambil Langkah Berani di Tengah Agresi Gaza

Sebarkan artikel ini
Foto: Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba di pangkalan udara militer Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (27/5/2025). (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

NEMUKABAR.COM – Prancis dikabarkan tengah mempersiapkan pengakuan resmi terhadap Negara Palestina dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2025.

Presiden Emmanuel Macron disebut akan mengumumkan langkah ini sebagai inisiatif strategis untuk mendorong lebih banyak negara mengikuti jejak serupa.

Langkah tersebut akan diperkuat dalam forum internasional tingkat tinggi yang digelar di New York sebelum Sidang Umum PBB dimulai, di mana Prancis berencana menjadi tuan rumah bersama.

Upaya ini muncul di tengah situasi darurat kemanusiaan yang makin memburuk di Gaza, menyusul agresi militer Israel sejak Oktober 2023 yang telah menewaskan hampir 60 ribu warga Palestina.

Menurut mantan Duta Besar Prancis untuk Israel, Gérard Araud, keputusan ini didorong oleh rasa urgensi yang tinggi.

“Mungkin rasa urgensi yang mendorong Presiden untuk bertindak sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, analis David Khalfa dari Jean Jaurès Foundation menyebut tekanan politik dalam negeri turut memengaruhi langkah Macron, mengingat Prancis adalah rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Uni Eropa dan juga salah satu komunitas Yahudi terbesar di luar Israel dan Amerika Serikat.

Meski sejak lama mendukung solusi dua negara, pengakuan formal terhadap Palestina sempat tertahan karena Macron menginginkan langkah itu dilakukan secara kolektif—bersamaan dengan normalisasi hubungan Israel dan Arab Saudi.

Namun karena pendekatan itu menemui jalan buntu, Macron kini memilih melangkah sendiri. Tujuannya adalah membangun momentum internasional menjelang forum PBB, dengan Inggris dan Kanada disebut-sebut sebagai negara potensial yang akan ikut mengakui Palestina.

Sejumlah analis menilai ambisi Prancis ini belum tentu membuahkan hasil konkret. Pemerintahan Israel saat ini menolak keras ide negara Palestina. Gaza pun masih terus digempur, sementara permukiman ilegal Israel di Tepi Barat terus meluas—dengan sekitar 500 ribu pemukim Yahudi tinggal di sana bersama tiga juta warga Palestina.

Situasi ini diperparah dengan kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang dituding memperpanjang perang demi kepentingan politik dalam negeri.

Meski demikian, Prancis berambisi memainkan peran penting dalam diplomasi pasca-perang bersama Arab Saudi. Keduanya disebut sedang merancang peta jalan yang mencakup pelucutan senjata Hamas, pemilu Palestina pada 2026, serta pembentukan pemerintahan teknokrat.

Termasuk juga opsi kehadiran pasukan penjaga perdamaian PBB dengan kontribusi dari Mesir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *