NEMUKABAR.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi polemik soal kerugian operasional Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh yang ramai dibicarakan publik. Menurutnya, kondisi tersebut wajar terjadi karena proyek tersebut masih dalam tahap awal operasional dan membutuhkan waktu untuk mencapai tingkat okupansi optimal.
“Kalau setiap tahun orang naik-naik (pengguna meningkat), maka kerugiannya akan mengecil. Ini kan baru tahun pertama,” ujar Jokowi usai meninjau kegiatan di Jakarta, Sabtu (2/11/2025).
Jokowi menjelaskan, proyek strategis nasional seperti Whoosh membutuhkan waktu untuk mencapai titik impas (break even point). Ia menegaskan bahwa proyek transportasi massal semacam ini tidak bisa diukur hanya dari aspek keuntungan jangka pendek, tetapi juga dari manfaat jangka panjang terhadap mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi wilayah.
“Transportasi publik seperti kereta cepat memberikan efek berganda, bukan hanya soal tiket, tapi juga membuka peluang ekonomi baru di kawasan yang dilalui,” tambahnya.
Sebelumnya, sejumlah pihak menyoroti laporan keuangan operasional KCIC yang menunjukkan adanya potensi kerugian di tahun pertama. Namun pemerintah menilai hal tersebut masih dalam batas wajar, mengingat fase awal operasional biasanya digunakan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan menumbuhkan basis pengguna tetap.
Dengan penambahan rute, promosi tarif, dan peningkatan integrasi transportasi antarkota, pemerintah optimistis tingkat okupansi Whoosh akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.












