NEMUKABAR.COM, Pelalawan, Riau —Suasana memanas terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Rabu (22/10/2025). Puluhan warga Dusun Take Jaya, Desa Air Hitam, turun ke jalan melakukan aksi penolakan pembangunan Posko V Satgas PKH yang dinilai membatasi ruang gerak mereka.
Sekitar 40 hingga 50 orang warga mendatangi lokasi rencana pembangunan posko permanen di RT 018 RW 005. Mereka menolak keras kehadiran Satgas PKH yang disebut-sebut mempersempit aktivitas warga di sekitar kawasan hutan.
“Aktivitas kami jadi terbatas sejak ada Satgas. Kami khawatir kalau posko permanen berdiri, makin sulit bergerak,” ungkap salah satu warga yang ikut aksi.
Dalam aksi spontan tersebut, massa melakukan pengrusakan baliho dan menebarkan material bangunan seperti pasir dan batu bata ke badan jalan.
Aksi ini dipimpin oleh sejumlah tokoh lokal, di antaranya Damaris Sitanggang, Rusmanto, Hikmah B. Hajar, Rangga, dan Wali Taufik.
Situasi sempat memanas saat warga beradu argumen dengan pihak Satgas PKH. Namun, demi menghindari bentrokan, personel Satgas gabungan Yonif 032 dan Kodim Kampar akhirnya memilih mundur ke Kantor Desa Air Hitam.
Menurut keterangan di lapangan, aksi penolakan ini dipicu oleh ketakutan masyarakat bahwa pembangunan posko permanen akan memperkuat posisi Satgas PKH dan mempersempit ruang garapan mereka di sekitar TNTN.
Padahal, menurut informasi, pihak perangkat desa dan Satgas PKH telah berkali-kali melakukan sosialisasi kepada masyarakat, namun penolakan tetap terjadi.
Kini, publik menanti langkah pemerintah dan aparat keamanan dalam menyikapi ketegangan ini.
Apakah konflik antara warga dan Satgas PKH di kawasan TNTN akan terus berlanjut,
atau justru berakhir dengan solusi damai yang menguntungkan kedua belah pihak?












