NEMUKABAR.COM – Kenaikan harga ayam potong menjelang akhir tahun mulai dirasakan di sejumlah pasar tradisional. Kondisi tersebut tidak hanya membebani masyarakat sebagai konsumen, tetapi juga berdampak pada penurunan pendapatan pedagang ayam potong.
Sadan (27), pedagang ayam potong yang berjualan di kawasan Jalan Raya Kali CBL, mengungkapkan bahwa tren kenaikan harga telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Menurutnya, harga ayam potong naik secara bertahap dengan kisaran Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram.
“Kenaikan sudah terjadi sekitar empat bulan terakhir. Menjelang Natal dan Tahun Baru, harganya semakin terasa naik karena permintaan meningkat dan faktor lainnya,” ujar Sadan kepada awak media, Sabtu (27/12/2025).
Ia menyebut, lonjakan harga tersebut berdampak langsung terhadap aktivitas jual beli. Jumlah pembeli mengalami penurunan karena masyarakat kini lebih berhati-hati dalam membelanjakan kebutuhan pangan.
“Pembeli jadi berkurang. Harga ayam naik, otomatis masyarakat mengurangi jumlah belanja. Dampaknya, pendapatan kami juga ikut menurun,” katanya.
Tidak hanya pedagang, konsumen pun merasakan dampak kenaikan harga ayam potong. Seorang pembeli mengaku pengeluaran rumah tangganya meningkat seiring melonjaknya harga kebutuhan pokok, termasuk ayam potong.
“Harga ayam yang sebelumnya sekitar Rp20.000 per kilogram, sekarang bisa tembus Rp30.000 per kilogram,” ujarnya.
Ia menuturkan telah menyadari kenaikan harga ayam sejak beberapa bulan terakhir saat berbelanja di pasar. Menurutnya, ibu rumah tangga menjadi kelompok yang paling terdampak karena harus mengatur anggaran kebutuhan harian keluarga.
Untuk menyiasati kondisi tersebut, ia memilih mengurangi frekuensi pembelian ayam potong demi menekan pengeluaran rumah tangga menjelang pergantian tahun.
Kenaikan harga ayam potong ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat dan pedagang, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan konsumsi menjelang akhir tahun.












