NEMUKABAR.COM – Perum Bulog menyederhanakan mekanisme distribusi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bagi pedagang di pasar tradisional. Jika sebelumnya pemesanan harus dilakukan melalui aplikasi Klik SPHP, kini pedagang cukup berhubungan langsung dengan petugas Bulog yang ditugaskan di pasar.
Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menjelaskan kebijakan ini lahir karena banyak pedagang kecil yang mengalami kesulitan menggunakan aplikasi digital, terutama pedagang lanjut usia.
“Banyak pengecer di kampung yang usianya sudah 70 tahun ke atas, mereka kesulitan mengoperasikan aplikasi. Karena itu, kami siasati dengan menempatkan petugas Bulog di pasar,” ujarnya di Jakarta, Senin malam (25/8/2025).
Dalam skema baru ini, pedagang bisa melakukan pemesanan melalui WhatsApp atau langsung secara lisan kepada petugas Bulog.
Selanjutnya, petugas tersebut yang akan memasukkan data ke aplikasi Klik SPHP. Namun, pemesanan tetap harus dilengkapi surat kuasa dari masing-masing pedagang untuk menjaga tertib administrasi.
Rizal menegaskan model ini lebih praktis dan tidak membebani pedagang. Meski begitu, jumlah petugas Bulog terbatas sehingga satu petugas bisa menangani lebih dari satu pasar.
Saat ini, konsep mekanisme baru tersebut masih dalam proses finalisasi dan tengah diajukan ke Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mendapatkan revisi regulasi. Rizal juga meluruskan isu bahwa setiap transaksi beras SPHP harus difoto.
“Itu tidak benar. Foto hanya berlaku untuk program bantuan pangan, bukan untuk SPHP. Klik SPHP itu fungsinya hanya pencatatan pesanan,” tegasnya.
