NEMUKABAR.COM — Ketua Umum Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Yogyakarta, Alif Kelrey, mendesak Presiden Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam, Dr. Hamdan Zoelva, untuk segera memberhentikan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) SEMMI, Bintang Wahyu Saputra, yang diketahui juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri di Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Menurut Alif, rangkap jabatan tersebut dinilai bertentangan dengan prinsip dasar independensi dan moralitas organisasi kemahasiswaan. Ia menegaskan bahwa SEMMI, sebagai organisasi kader di bawah naungan Syarikat Islam, seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, integritas, dan semangat perjuangan mahasiswa Islam yang bebas dari kepentingan politik praktis maupun kekuasaan.
“Ketika pucuk pimpinan SEMMI merangkap jabatan sebagai pejabat publik, hal itu menimbulkan konflik kepentingan dan mengaburkan posisi SEMMI sebagai organisasi mahasiswa yang seharusnya menjadi mitra kritis pemerintah,” ujar Alif Kelrey dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Minggu (26/10/2025).
SEMMI Cabang Yogyakarta menilai rangkap jabatan yang dilakukan Bintang Wahyu Saputra dapat menurunkan marwah organisasi dan mengancam independensi SEMMI sebagai gerakan mahasiswa yang berpihak pada kepentingan rakyat dan umat. Karena itu, pihaknya mendesak Presiden LT Syarikat Islam untuk mengambil langkah tegas menjaga kemurnian arah perjuangan organisasi.
“SEMMI harus dijalankan oleh kader yang fokus dan tidak terikat jabatan politik atau pemerintahan. Kami meminta Dr. Hamdan Zoelva menegakkan disiplin organisasi dan memastikan kepemimpinan PB SEMMI tetap berada di jalur perjuangan mahasiswa Islam,” tambah Alif.
Desakan tersebut, lanjut Alif, merupakan bentuk komitmen SEMMI Cabang Yogyakarta dalam menjaga arah perjuangan organisasi agar tetap konsisten dengan khittah Syarikat Islam. Ia menekankan pentingnya keteladanan moral di tubuh kepemimpinan nasional organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia itu.
Sebagai informasi, Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) didirikan pada 2 April 1956 dan berada di bawah naungan Syarikat Islam. Organisasi ini berkomitmen mencetak kader intelektual muslim yang berakhlak, mandiri, dan memiliki kesadaran sosial serta nasionalisme tinggi, sekaligus menjadi motor penggerak perubahan di kalangan mahasiswa dan masyarakat.












