NEMUKABAR.COM – Infinix kembali menarik perhatian dunia teknologi dengan merilis Infinix HOT 60 Pro+, yang resmi tercatat di GUINNESS WORLD RECORDS™ sebagai smartphone dengan layar 3D curved tertipis di dunia. Langkah ini memperkuat posisi Infinix sebagai salah satu merek paling inovatif di segmen menengah yang terus menantang dominasi brand besar seperti Samsung dan Xiaomi.
Ponsel ini memiliki ketebalan hanya 5,95 mm di bagian tertipisnya, menghadirkan desain melengkung tiga dimensi yang memberikan kesan mewah sekaligus futuristik. Meski tipis, Infinix tetap membekali perangkat ini dengan layar AMOLED 120 Hz, kamera utama 108 MP, dan pengisian cepat 70 W.
“Infinix ingin menunjukkan bahwa inovasi bukan soal harga mahal, tapi keberanian menghadirkan sesuatu yang baru,” ujar Lake Hu, Head of Product Infinix Mobility, dalam rilis pers di ajang peluncuran global.
Langkah inovatif Infinix tidak berhenti di situ. Pada Mobile World Congress (MWC) 2025, perusahaan juga memperkenalkan dua konsep teknologi masa depan:
SolarEnergy-Reserving Technology, sistem pengisian daya tambahan dari cahaya sekitar.
E-Color Shift 2.0, fitur berbasis AI yang memungkinkan pengguna mengubah warna bodi ponsel secara dinamis.
Kedua teknologi ini digadang-gadang akan hadir di lini produk Infinix tahun depan sebagai bagian dari visi “AI for All” — menjadikan kecerdasan buatan dan efisiensi energi dapat diakses semua kalangan.
Fokus Pasar Indonesia dan Generasi Muda
Infinix menegaskan komitmennya terhadap pasar Indonesia dengan memperkenalkan lini NOTE 50S 5G+ dan NOTE 50X 5G, dua model menengah yang sudah mendukung konektivitas generasi kelima. Peluncuran dilakukan serentak di Jakarta pada pertengahan tahun, menargetkan pengguna muda dan komunitas gaming.
“Kami ingin menjadi merek yang tumbuh bersama kreator muda Indonesia,” kata Sergius Setiawan, Country Marketing Manager Infinix Indonesia. “Karena itu, inovasi kami selalu berangkat dari tren gaya hidup digital dan hiburan.”
Ulasan awal dari Gizmochina menyebut HOT 60 Pro+ sebagai “perangkat yang memadukan gaya dan performa dengan harga sulit ditandingi”. Namun, pengulas juga menyoroti potensi kompromi pada daya tahan baterai akibat bodinya yang sangat tipis — tantangan klasik bagi smartphone ultra-slim.
Desain Tipis, Strategi Tebal
Pendekatan Infinix menarik karena mereka memilih diferensiasi desain dan teknologi baru ketimbang bersaing murni pada spesifikasi mentah. Di segmen Rp 5–7 juta, Infinix menghadirkan tampilan flagship dengan nilai gaya yang menonjol, menyasar pengguna yang lebih ekspresif.
Menurut analis pasar teknologi Randy Prasetyo dari TechAsia ID, “Infinix memahami bahwa anak muda sekarang tidak hanya cari performa, tapi juga estetika dan keunikan. HOT 60 Pro+ menjadi contoh nyata strategi itu.”
Dengan inovasi desain berani, dorongan menuju AI, dan visi energi ramah lingkungan, Infinix kini berusaha mendefinisikan ulang citra dirinya — dari “brand value” menjadi “brand visioner”.
Tantangannya jelas: mempertahankan kualitas dan durabilitas sambil terus menghadirkan fitur yang relevan di pasar kompetitif seperti Indonesia.












