Iklan

Kisah Ketergantungan Pangan: Menanti Aksi Nyata Prabowo dan Gibran

Selasa, 29 Oktober 2024, Oktober 29, 2024 WIB Last Updated 2024-10-30T05:02:49Z


NEMUKABAR.com - Sejak dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dalam sektor pangan. Di tengah ketidakpastian global, Prabowo menggarisbawahi pentingnya mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan.


Dalam pidatonya saat pelantikan, Prabowo menekankan, "Indonesia tidak bisa bergantung pada negara lain dalam kondisi global yang tidak menentu seperti saat ini. Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya.” Ia menambahkan keyakinannya bahwa dalam waktu empat hingga lima tahun ke depan, Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dan bahkan siap menjadi lumbung pangan dunia.


Namun, data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mencapai misi ini. Dari Januari hingga September 2024, nilai impor pangan Indonesia mencapai puluhan triliun rupiah, mencerminkan ketergantungan yang masih tinggi pada produk pangan luar negeri. Berikut adalah rincian komoditas pangan yang diimpor:


1. Beras

   - Nilai Impor:US$ 2,01 miliar

   - Volume: 3,23 juta ton

   - Negara Pemasok:

     - Thailand: 1,14 juta ton (US$ 739,45 juta)

     - Vietnam: 990 ribu ton (US$ 619,23 juta)

     - Pakistan: 460 ribu ton (US$ 290,7 juta)


2. Gula

   - Nilai Impor: US$ 2,15 miliar

   - Volume: 3,66 juta ton

   - Negara Pemasok:

     - Brasil: 2,13 juta ton (US$ 1,23 miliar)

     - Thailand: 920 ribu ton (US$ 553,43 juta)

     - Australia: 500 ribu ton (US$ 283,51 juta)


3. Kedelai

   - Nilai Impor: US$ 1,15 miliar

   - Volume: 2,16 juta ton

   - Negara Pemasok:

     - Amerika Serikat: 1,93 juta ton (US$ 1,03 miliar)

     - Kanada: 210 ribu ton (US$ 110,98 juta)

     - Malaysia: 10 ribu ton (US$ 2,69 juta)


4. Bawang Putih

   - Nilai Impor: US$ 453,32 juta

   - Volume: 345,5 ribu ton

   - Negara Pemasok:

     - China: 344,38 ribu ton (US$ 451,44 juta)

     - India: 1,1 ribu ton (US$ 1,75 juta)

     - Jerman: 860 ton (US$ 5.980)


5. Daging Sapi

   - Nilai Impor: US$ 375,68 juta

   - Volume: 99.120 ton

   - Negara Pemasok:

     - Australia: 71.400 ton (US$ 244,93 juta)

     - India: 11.890 ton (US$ 42,06 juta)

     - Amerika Serikat: 6.670 ton (US$ 49,23 juta)


6. Jagung

   - Nilai Impor: US$ 247,9 juta

   - Volume: 967.900 ton

   - Negara Pemasok:

     - Argentina: 693.440 ton (US$ 172,68 juta)

     - Brasil: 256.830 ton (US$ 66,09 juta)

     - Pakistan: 13.070 ton (US$ 3,47 juta)


Dengan angka impor yang signifikan ini, tantangan bagi pemerintahan Prabowo dalam mencapai swasembada pangan menjadi semakin jelas. Misi tersebut membutuhkan upaya kolaboratif dari semua sektor, termasuk pertanian, industri, dan kebijakan pemerintah yang mendukung petani lokal. Keberhasilan program swasembada pangan ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada pangan impor, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. 


Dari sini, masyarakat menantikan langkah konkret dari Presiden Prabowo dalam merealisasikan visinya agar Indonesia menjadi mandiri dan berkelanjutan dalam sektor pangan.


Komentar

Tampilkan

  • Kisah Ketergantungan Pangan: Menanti Aksi Nyata Prabowo dan Gibran
  • 0

Terkini